SUKA MAKMUE – Aparat Gampong Cot Mee, Tadu Raya, Nagan Raya dilaporkan menjadi korban teror orang tak dikenal (OTK) sejak seminggu lalu. Teror pertama kali melalui telepon pada 15 April 2017, sekira jam 18.00 WIB.
Kepala Operasional LBH Banda Aceh, Chandra Darusman S, S.H., M.H., yang mengaku tengah berada di Polres Nagan Raya, mengatakan, peneror menyebut diri sebagai anak buah Abu Rimba. Rekannya mengalami luka tembak, membutuhkan biaya pengobatan, dan meminta keuchik gampong itu untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening salah satu bank, tetapi tidak ditanggapi.
Selanjutnya, kata Chandra, pukul 20.00 WIB, peneror meminta pulsa HP pada Sekdes melalui telepon dan SMS, dikirim 200 ribu. Pukul 21.00 WIB, keuchik menghubungi Kapolsek, dikirim tiga anggota untuk melihat kondisi keuchik. Lalu, pukul 23.00 WIB, semua anggota Polsek meninggalkan rumah keuchik.
Pada 16 April, pukul 01.00 WIB, keuchik kembali diteror, diminta keluar rumah dan diancam akan ditembak dan dibakar rumahnya. Kemudian peneror mengirim SMS yang menegaskan bahwa nyawa keuchik, Asubki dan Musilan tetap dalam bahaya kecuali sengketa diselesaikan. Tanggal 19 April, pukul 14.00, keuchik dan Sekdes diancam melalui telepon dan diminta mengirimkan uang.
Tanggal 20 April, pukul 14.00, LBH dan keuchik sudah melaporkan ancaman ini ke Polres Nagan Raya dan mendapatkan STBL (surat tanda bukti lapor).
Pukul 19.30 WIB, adik dari ibu kandung keuchik mengalami percobaan penculikan saat keluar dari kamar mandi di belakang rumahnya ia disergap oleh dua orang. Pelaku mengeluarkan kalimat, “Pak Keuchik tidak saya dapatkan, adik mamaknya saya habisi”. Ketika ditanya korban, pelaku mengaku warga Lhok Rue.
“Kemudian mata korban ditutup dengan isolasi hitam dan mulut disumpal dengan amplop kosong. Korban berteriak dan warga berdatangan sehingga pelaku kabur. Tadi malam, polisi dari Polres Nagan Raya dan Polsek Kuala berada di TKP untuk meredakan situasi yang mencekam,” kata Chandra melalui keterangannya, Jumat, 21 April 2017, dinihari.
Copyright by : PORTALSATU.COM