Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, menolak Hakim Chaidir untuk memimpin Pengadilan Tinggi Banda Aceh. Pasalnya Chaidir memiliki catatan buruk didunia peradilan.
Menurut Direktur LBH Banda Aceh, Mustiqal Syahputra didampingi Wadir Operasional LBH Banda Aceh, Zulfikar, senin (2/6), beberapa tahun yang lalu tepatnya pada 2008, MA pernah mencopot Chaidir sebagai Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat dan MA menyatakan Chaidir terbukti melanggar etika perilaku hakim karena telah meminta uang untuk bermain golf kepada Artalyta Suryani alias Ayin terpidana korupsi kasus jaksa Urip Tri Gunawan.
Saya rasa ini menjadi residen buruk bagi MA itu sendiri, karena telah mempromosikan seorang yang pernah melanggar etika perilaku hakim,”ujurnya. Seharusnya, kata Zulfikar, dalam penjaringan, tim promosi harus memperhatikan rekam jejak para calon ketua pengadilan sehingga tidak mempromosikan orang-orang yang memiliki masalah. selain itu iya juga mengkhawatirkan, sikap yang pernah dilakukan Chaidir itu akan berimbas pada jabatan yang diemban saat ini.
Saya ragukan kerja beliau ketika mendapat jabatan yang strategis, kemungkinan dia akan lebih parah lagi dari sebelumnya, sehingga ini menjadi catatan serius bagi MA dalam melakukan promosi dan mutasi hakim. Kalau tidak ada sinkronisasi antara pengawasan dan pembinaan itu tak akan menyelesaikan mafia peradilan sehingga mafia pengadilan terus merajalela di Indonesia, “pungkasnya.
Sementara itu, sekretaris PT Banda Aceh, Said Salem,SH.MH, membernarkan bahwa MA akan mempromosikan Chaidir sebagai Ketua PT Banda Aceh. “Benar kalau pak Chaidir akan menjabat sebagai Ketua PT Banda Aceh,” ujar Said Salem,SH.MH. Tapi ia membantah pemberitaan yang menyatakan bahwa ketua PT Banda Aceh itu pernah meminta uang kepada Artalyta Suryani alias Ayin terpidana korupsi kasus jakasa Urip Tri Gunawan pada tahun 2008 itu.
Pemberitaan tentang Pak Chaidir pernah meminta uang itu harus kami klarifikasi. Pemberhentian Pak Chaidir dari PN Jakarta Barat itu, hanyalah sebatas mencari fakta dan kebenaran, terbukti bahwa pak chaidir tidak pernah meminta uang dari ayin, dan setelah itu, ia langsung dipromisikan untuk menjabat beberapa jabatan yang strategis,”jelasnya.
Copyright Rakyat Aceh