BANDA ACEH – Keuchik (kepala desa) Cot Mee, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Abdul Manan (56), mengaku mendapat teror melalui telepon dan pesan singkat yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) yang mengatasnamakan pasukan gelilya. Pesan yang dikirimkan oleh si peneror menggunakan bahasa Aceh.
“Ada tiga nomor yang dipakai si pelaku untuk meneror saya,” kata Abdul Manan kepada AJNN, Selasa (18/4).
Dirinya mengaku pelaku sering ganti-ganti nomor untuk menerornya. Ia juga menyimpan tiga nomor yang sering menerornya baik melalui telepon maupun pesan singkat. Nomor yang digunakan yakni 0812-3649-3299, 0813-6085-0988, dan 0852-7714-6069.
Abdul Manan mengaku teror yang diterima tersebut adalah ekses sengketa lahan antara masyarakat Cot Mee dengan perusahaan perkebunan sawit PT. Fajar Baizury and Brothers.
“Saya sudah mencoba melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, tapi hingga kini belum ada tindak lanjut apapun,” katanya.
Untuk itu, Abdul Manan sangat berharap agar pihak yang berwajib serius dalam merespon persoalan tersebut. Karena hal tersebut menyangkut nyawa dan keamanan masyarakat Desa Cot Mee.
“Saya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Nagan Raya secepatnya menyelesaikan sengketa tanah di desa kami, sehingga masyarakat bisa menjalani hidup dengan tenang,” katanya.
Berikut isi teror yang diterima Keuchik Desa Cot Mee
Hai pak geuchik, malam nyoe kah aman, tapi nyawoeng kah ngon si Asubki, atawa si Musilan gohlom aman kecuali bagah ka pu selesai sengketa tanoh nyan, nyo han wak droe tetap abeh. Nyan tergantung bak droe keuh pak keuchik, kamoe pasukan geriliawan cuma peureulei bithei. (Pak keuchik, malam ini kamu aman, tapi nyawa kamu, Asubki dan Musilan belum aman, kecuali kamu mau menghentikan masalah sengketa tanah kalian. Kalau tidak kami tetap akan menghabisi kalian. Itu semua tergantung dari pak keuchik, kami dari pasukan gerilya hanya sekedar mengingatkan saja).
Copyright by : AJNN>NET